Mahasiswa Program Studi Biologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN) Malang melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dengan tema Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) di Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) Seloliman, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto. Kegiatan ini bertujuan memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa mengenai penerapan AMDAL yang terintegrasi dengan konsep Ekoteologi, yaitu pendekatan ekologis yang berlandaskan nilai-nilai keislaman.
Kegiatan KKL tersebut dibimbing langsung oleh Dr. Dwi Suheriyanto, selaku dosen pembina dari Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Maliki Malang. Dalam pelaksanaannya, mahasiswa tidak hanya mempelajari aspek teknis penyusunan AMDAL, tetapi juga memahami bagaimana nilai-nilai spiritual Islam dapat diimplementasikan dalam upaya pelestarian lingkungan.
PPLH Seloliman yang menjadi lokasi kegiatan ini merupakan salah satu pusat edukasi lingkungan tertua di Indonesia. Didirikan pada tahun 1990, lembaga ini berdiri di atas lahan seluas lima hektar di lereng Gunung Penanggungan, tepatnya di Dusun Biting, Desa Seloliman. Kawasan ini dirancang dengan konsep arsitektur lanskap yang ramah lingkungan, tanpa mengubah kontur tanah asli. Setiap bangunan ditata sesuai fungsi dengan tetap mempertahankan keberadaan pepohonan dan vegetasi alami di sekitar lokasi.
Menurut Yudha Prasetyadi, salah satu pengelola PPLH Seloliman, prinsip pembangunan yang diterapkan berangkat dari keyakinan spiritual bahwa keseimbangan alam adalah bagian dari ciptaan Tuhan yang harus dijaga. “Allah menciptakan bentuk kontur dan rona lingkungan sesuai fungsi serta kebutuhan lingkungan. Segala yang ada di alam akan kembali ke alam, dan alam akan menemukan jalannya untuk pulih,” ujarnya.
Pendekatan Ekoteologi sendiri menegaskan bahwa alam merupakan bagian dari ciptaan Allah yang memiliki nilai intrinsik, bukan sekadar sumber daya untuk dimanfaatkan manusia. Dalam konteks ini, AMDAL berfungsi sebagai instrumen ilmiah sekaligus hukum untuk menilai dampak dari setiap aktivitas pembangunan terhadap lingkungan. Integrasi antara AMDAL dan nilai-nilai Ekoteologi mengajarkan bahwa tanggung jawab menjaga kelestarian alam bukan hanya tugas akademik atau teknis, melainkan juga bentuk pengabdian dan ibadah kepada Sang Pencipta.
Menutup kegiatan tersebut, Dr. Dwi Suheriyanto menyampaikan bahwa pembelajaran AMDAL melalui pendekatan ekoteologis sangat penting bagi mahasiswa Biologi agar mereka tidak hanya memahami konsep ilmiahnya, tetapi juga menginternalisasi nilai spiritual di baliknya.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin mahasiswa memahami bahwa menjaga lingkungan adalah bentuk pengamalan iman. Ilmu pengetahuan harus berjalan berdampingan dengan kesadaran spiritual agar upaya pelestarian alam tidak sekadar menjadi proyek ilmiah, tetapi menjadi bagian dari tanggung jawab moral dan ibadah kepada Allah SWT,” ujar Dr. Dwi.
Kegiatan KKL ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran ekologis di kalangan mahasiswa dan menjadi langkah awal dalam membangun generasi ilmuwan yang tidak hanya cakap secara akademik, tetapi juga berjiwa ekoteologis — menjadikan ilmu sebagai jalan untuk merawat bumi dan kehidupan di dalamnya.





